15 Cerita Dongeng Pendek untuk Anak Sebelum Tidur
“Dongeng merupakan salah satu wadah terbaik untuk menyampaikan berbagai pesan moral kepada anak. Di Artikel ini Anda akan menemukan informasi tentang rekomendasi dongeng terbaik untuk anak-anak”
—
Dongeng adalah cerita yang tidak benar-benar terjadi, dan biasanya melibatkan unsur serta kejadian luar biasa. Lalu dongeng juga merupakan cerita yang bersifat turun temurun dari nenek moyang. Ada beberapa jenis dongeng, yakni cerita fabel, cerita legenda, cerita mitos, cerita sage, cerita parabel, dan cerita jenaka.
Orang tua, seringkali menjadikan dongeng sebagai cerita pengantar tidur untuk anak mereka. Membacakan dongeng dapat membangun kedekatan antara orang tua dan anak. Selain itu, juga dapat meningkatkan kemampuan anak untuk berpikir kritis. Nah, berikut ada 5 rekomendasi dongeng yang dapat Anda ceritakan pada anak-anak. Selain seru, dongeng-dongeng berikut juga memiliki nilai moral loh.
1. Kisah Kancil dan Buaya
Dongeng kancil dan buaya adalah salah satu dongeng yang sering diceritakan oleh para orang tua. Dongeng ini mengisahkan tentang seekor kancil yang cerdik. Suatu hari ketika kancil ingin menyebrangi sungai, Ia bertemu dengan sekelompok buaya yang lapar. Kancil pun kemudian berusaha berpikir bagaimana caranya Ia dapat menyeberangi sungai tanpa menjadi santapan buaya.
Nah, akhirnya kancil mengatakan kepada buaya, bahwa Ia bersedia menjadi santapan para buaya. Namun, kancil ragu, apakah dagingnya akan cukup untuk semua buaya yang ada di sana. Oleh karena itu, kancil meminta semua buaya untuk berbaris, agar Ia bisa menghitung jumlah mereka.
(Sumber: Youtube)
Para buaya kemudian berbaris rapi mengikuti arahan kancil, hingga akhirnya membentuk formasi yang mirip dengan jembatan. Sambil berhitung, kancil mulai melompati buaya satu persatu dengan cekatan, hingga sampai di pinggir sungai. Sampai di pinggir sungai, kancil langsung mengucapkan terima kasih dan melarikan diri dari para buaya.
Dari dongeng ini Anda dapat mengajarkan kepada anak-anak bahwa kita harus berusaha mencari akal untuk mengatasi semua masalah yang tengah dihadapi. Selain itu, dongeng ini juga mengajarkan kepada anak bahwa kecerdikan bisa mengalahkan kekuatan.
2. Kisah Si Singa dan Si Tikus
Dongeng ini berguna mengajarkan kebaikan kepada anak sejak dini. Diceritakan ada seekor tikus yang menjahili seekor singa, ketika sang singa tengah tidur siang. Hal ini membuat singa marah dan ingin memakan sang tikus.
Sambil meringis ketakutan, tikus meminta maaf dan memohon untuk dilepaskan. Merasa kasihan, akhirnya singa pun melepaskan tikus dan memaafkan kejahilan sang tikus. Setelah singa melepaskan tikus, tikus pun merasa senang. Ia berterima kasih dan berjanji untuk membalas semua kebaikan singa.
Nah, suatu hari tikus mendengarkan suara singa yang mengaung keras. Ternyata singa saat itu terperangkap di sebuah jaring yang sengaja dipasang oleh pemburu. Singa memohon bantuan kepada tikus, dan dengan sigap tikus membantu mengeluarkan singa dari jaring tersebut, dengan cara menggerogoti jaring sampai rusak. Setelah berhasil, keduanya segera kabur dan menyelamatkan diri.
Dari dongeng ini, Anda bisa mengajarkan kepada anak bahwa kita harus selalu berbuat baik, dan mengingat semua kebaikan yang telah kita terima.
3. Kura-Kura dan Kelinci yang Sombong
(Sumber: Dongenganakdunia.com)
Di suatu hutan, ada seekor kura-kura yang sombong karena merasa dirinya mampu berlari dengan cepat diantara binatang lainnya. Nah, Ia pun menantang semua hewan untuk melakukan lomba lari dengannya. Namun, tidak ada yang mau menerima, kecuali kura-kura, Awalnya kelinci tidak mau berlomba dengan kura-kura karena merasa akan menang telak. Namun, kura-kura tetap mengajaknya untuk berlomba.
Akhirnya mereka berdua melakukan lomba lari. Kelinci berlari dengan cepat meninggalkan kura-kura. Di tengah perjalanan, kelinci merasa lelah dan beristirahat sejenak sambil menunggu kura-kura. Namun, tanpa disengaja kelinci tertidur pulas. Kura-kura yang tak patah semangat terus berlari dengan sekuat tenaga. Melihat kelinci tertidur pun, Ia segera berlari menuju garis finis. Hingga akhirnya kura-kura memenangkan perlombaan.
Dari dongeng ini, terdapat pesan moral untuk anak supaya tidak menjadi orang yang sombong dan meremehkan orang lain. Selain itu, dongeng ini juga mengajarkan kepada anak untuk tidak mudah menyerah dan teruslah berusaha menggapai mimpi.
4. Kisah Pengembala Biri-biri
Di sebuah desa, ada seorang pemuda yang bekerja sebagai seorang pengembala biri-biri. Suatu hari, karena merasa bosan dengan pekerjaannya yang sama setiap harinya, Ia lalu kepikiran untuk mengerjai orang-orang yang ada di desanya. Sambil berpura-pura panik, Ia berlari menuju desa dan berteriak “ada serigala”.
Warga lalu langsung berlari ke arah padang rumput untuk mengusir serigala tersebut. Akan tetapi di sana ternyata tidak ada serigala. Hanya ada si penggembala yang tertawa senang karena merasa berhasil menipu warga. Penggembala mengulangi keisengan tersebut di lain hari, dan membuat warga sangat marah.
Nah, suatu sore, muncullah seekor serigala sungguhan dari dalam hutan. Si penggembala berteriak ketakutan dan meminta bantuan warga. Namun, saat itu tidak ada lagi warga yang percaya. Serigala menyantap kawanan biri-biri dengan sangat leluasa, sedangkan si penggembala hanya bisa bingung tak bisa berbuat apa-apa.
Dongeng ini dapat mengajarkan kepada anak untuk jangan suka berbohong. Sebab, berbohong merupakan sifat tercela dan membuat orang lain tidak percaya lagi pada kita.
5. Malin Kundang si Anak Durhaka
(Sumber: Popmama.com)
Mengisahkan tentang suatu keluarga, yang mempunyai anak laki-laki tampan dan gagah bernama Malin Kundang. Ketika sang anak telah dewasa, Ia memutuskan untuk mencari pekerjaan di luar daerah dan ikut berlayar bersama seorang tetangganya.
Nah, ketika berlayar, kapal Malin Kundang hancur oleh ulah perompak. Namun, untungnya Ia terdampar di suatu pantai dan dibantu oleh warga sekitar. Di daerah baru ini, Malin Kundang bekerja keras, hingga akhirnya bisa menjadi seorang pedagang sukses, dan menikahi seorang gadis setempat. Setelah itu, Ia memutuskan untuk berlayar ke kampung halamannya bersama sang istri.
Ketika sang ibu mengetahui Malin Kundang akan pulang, Ia pun ingin menyambut sang anak dengan berbagai masakan kesukaannya. Namun, sayangnya ketika Malin Kundang bertemu ibunya, Ia berpura-pura tidak mengenali ibunya. Sebab, Ia merasa malu karena pakaian ibunya yang lusuh. Akibat hal itu, sang ibu merasa kecewa dan sedih, ibunya pun mengutuk Malin Kundang menjadi sebuah batu.
Dongeng ini memberikan pelajaran kepada anak agar patuh dan berbakti kepada orang tua. Sebab, orang tua sudah merawat dan membesarkan anaknya dengan sepenuh hati.
6. Bawang Merah dan Bawang Putih
Alkisah hiduplah sebuah keluarga yang hidup bahagia. Mereka memiliki seorang putri cantik bernama Bawang Putih. Namun pada suatu hari, ibu Bawang Putih jatuh sakit dan akhirnya meninggal. Setelah kejadian itu, Bawang Putih hidup dengan ayahnya.
Ayah Bawang Putih adalah seorang pedagang yang sering bepergian jauh. Karena tak tega meninggalkan Bawang Putih sendirian di rumah, akhirnya ayah Bawang Putih memutuskan menikah lagi dengan seorang janda. Janda tersebut memiliki satu anak yang diberi nama Bawang Merah.
“Mulai sekarang kau akan memiliki ibu dan kakak tiri untukmu, namanya Bawang Merah,” ucap sang Ayah. Bawang Putih pun bahagia karena memiliki keluarga baru. Ibu tiri dan Bawang Merah bersikap sangat manis padanya.
Namun ternyata kebaikan itu hanya sesaat. Mereka bersikap baik pada Bawang Putih hanya ketika ayahnya ada bersamanya. Akan tetapi, ketika ayahnya pergi berdagang, mereka menyuruh Bawang Putih mengerjakan segala pekerjaan rumah seperti seorang pembantu. Kemalangan Bawang Putih belum berhenti sampai disitu.
Selang beberapa waktu, ayah Bawang Putih juga jatuh sakit dan akhirnya meninggal dunia. Sang ibu tiri dan Bawang Merah pun bersikap semakin jahat pada Bawang Putih. “Sekarang semua pekerjaan rumah kamu kerjakan setiap hari,” kata ibu tirinya setelah sang ayah dimakamkan.
Suatu hari ketika sedang mencuci, baju ibu tiri Bawang Putih hanyut. Bawang Putih pun bingung sampai akhirnya bertemu dengan seorang nenek yang mengatakan kalau ia menyimpan baju yang hanyut itu dan akan mengembalikannya dengan satu syarat. Bawang Putih harus membantu mengerjakan pekerjaan rumah. Bawang Putih pun menuruti.
Setelah selesai, nenek itu mengembalikan baju ibu tirinya. Nenek itu juga memberinya hadiah. Bawang Putih harus memilih salah satu labu untuk dibawa pulang, ada labu besar dan labu kecil. Bawang Putih memilih yang kecil. Sesampainya di rumah alangkah terkejutnya ia beserta ibu dan saudara tirinya, ternyata labu itu berisi banyak perhiasan.
Keesokan harinya, Bawang Merah melakukan hal yang sama seperti Bawang Putih. Ia pura-pura menghanyutkan pakaiannya. Kemudian, memilih labu yang besar. Ketika dibuka labu itu malah berisi ular.
Bawang Merah dan ibunya pun merasa itu adalah bentuk teguran dari Tuhan untuk mereka karena sudah memperlakukan Bawang Putih layaknya seorang pembantu. Mereka menyadari semua kesalahannya selama ini pada Bawang Putih dan meminta maaf.
7. Rubah dan Gagak
Suatu hari, di dalam hutan, ada seekor rubah yang melihat seekor gagak sedang terbang dengan sepotong daging di paruhnya. Sang Gagak lantas bertengger di dahan pohon. Rubah yang sejak pagi belum makan, ingin sekali mendapatkan daging tersebut. Ia pun berjalan hingga ke bawah pohon yang dihinggapi Gagak tadi.
“Selamat siang, Nyonya Gagak yang cantik,” serunya. “Betapa mempesonanya penampilanmu hari ini. Matamu tampak cerah, paruhmu bersih dan bulumu berkilau.”
(Sumber: tribunjateng.com)
Mendengar pujian itu, Gagak menoleh ke bawah. Senang sekali ia mendapati Rubah sedang mengaguminya di sana. Melihat reaksi Gagak, Rubah melanjutkan rencananya. Ia memuji Gagak lebih jauh lagi.
“Melihat penampilanmu yang luar biasa, aku yakin suaramu pasti melebihi suara burung lain di hutan ini. Biarkanlah aku mendengar satu lagu darimu, Nyonya Gagak. Tentu akan terdengar sangat merdu!” ujar Rubah.
Merasa tersanjung, Gagak mengangkat kepalanya dan bersiap membuka suara. Ia lupa, ada daging di paruhnya. Potongan daging yang jatuh ke tanah segera diambil oleh rubah, sementara Gagak terus saja bernyanyi.
Ketika ia selesai bernyanyi dan Rubah sudah jauh pergi, Gagak baru menyadari apa yang telah terjadi. Ia menyesal, sudah lengah hanya karena dipuji.
8. Lutung Kasarung dan Purbasari
Cerita lutung kasarung bisa ditemui di daerah Pasundan. Di daerah tersebut, tinggal seorang raja yang sangat bijaksana bernama Prabu Tapa Agung. Raja ini mempunyai dua orang anak yang bernama Purbasari dan Purbararang.
Di akhir hidup sang ayah, ia berpesan kepada kedua anaknya bahwa ia ingin turun tahta. Ia meminta Purbasari agar menggantikan kedudukannya sebagai seorang pemimpin di kerajaannya. Kakaknya merasa tidak terima mendengar pesan tersebut karena ia merasa lebih pantas menggantikan ayahnya. Purbararang akhirnya ingin mencelakai adiknya dengan menemui seorang nenek sihir.
Akibat dari nenek sihir itu, kulit adiknya kini penuh dengan totol-totol berwarna hitam. Keadaan tersebut ia pakai untuk mengasingkan Purbasari ke dalam hutan. Di sana, Purbasari mempunyai teman, yaitu hewan-hewan, sehingga ia tidak merasa kesepian.
Salah satu hewan yang menemaninya adalah seekor kera. Kera itu selalu membawakan buah serta bunga untuk menghiburnya. Pada suatu malam, sang kera bersemedi. Kemudian, secara tiba-tiba, muncul air yang membentuk sebuah telaga. Air itu sangat jernih dan wangi.
Lalu, Purbasari diminta mandi di telaga tersebut oleh sang kera. Tubuhnya seketika berubah menjadi seorang putri yang cantik seperti semula.
Pada suatu ketika, Purbararang menjenguk Purbasari. Melihat adiknya sudah kembali cantik, membuatnya terkejut. Ia kemudian meminta untuk adu panjang rambut kepada sang adik. Hasilnya, rambut Purbasari ternyata lebih panjang. Purbararang juga meminta Purbasari agar mau adu tampan pasangan dengan tunangannya. Purbasari kala itu menggandeng seekor kera yang sudah menemaninya hidup di hutan selama ini.
Keajaiban terjadi pada kera yang tiba-tiba berubah menjadi seorang laki-laki yang sangat tampan. Bahkan, ia lebih tampan dibandingkan dengan tunangan Purbararang. Hal ini membuat adu tampan tunangan dimenangkan oleh Purbasari.
Kemudian, Purbararang meminta maaf kepada Purbasari dan mengakui kesalahannya. Setelah itu, Purbasari akhirnya menjadi seorang pemimpin kerajaan, warisan dari ayahnya yang bijaksana bersama lutung tersebut. Kakaknya juga sudah dimaafkan oleh Purbasari. Ia tidak berniat untuk memberikan hukuman kepada kakaknya tersebut.
Bahkan, kata balas dendam pada sang kakak tidak terbesit sedikit pun. Purbasari akhirnya sudah hidup dengan bahagia bersama dengan sang kekasih hatinya.
9. Batu Menangis
Alkisah, di sebuah desa terpencil hiduplah seorang janda tua dengan seorang putrinya yang cantik jelita bernama Darmi. Mereka tinggal di sebuah gubuk yang terletak di ujung desa.
Darmi memang cantik, parasnya indah menawan. Namun, tingkah lakunya sangatlah tidak cantik dan sifatnya sangatlah tidak menarik.
Setiap hari Darmi selalu bersolek di kamarnya. Ia tidak pernah mau membantu ibunya sedikit pun membereskan isi rumah. Kamarnya selalu berantakan. Darmi tidak peduli akan hal itu, ia hanya peduli pada wajahnya yang cantik jelita tiada terkira haruslah selalu tampil sempurna.
Ibunya Darmi yang sudah tua, setiap hari selalu bekerja keras demi mendapatkan uang. Apapun jenis pekerjaannya, selama itu halal, akan ia kerjakan. Semua itu ia lakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan Darmi, anak semata wayangnya.
Ibunya Darmi juga kerap diperlakukan seperti pembantu. Setiap ditanya siapa yang berjalan di belakangmu, ia selalu menjawab bahwa ibunya adalah budaknya.
Mendengar hal itu terus menerus, Ibu Darmi merasa sakit hati hingga berdo’a. Secara perlahan Darmi berubah menjadi batu. Ia terus menangis dan memohon kepada ibunya. Namun, semua sudah terlambat. Kini tubuhnya berubah menjadi batu yang terus mengeluarkan air mata.
10. Persahabatan Semut dan Merpati
Suatu hari, seekor merpati melihat ada seekor semut yang terjatuh ke sungai. Semut itu berjuang sangat keras untuk berenang supaya tidak tenggelam. Melihat hal itu, Merpati tak hanya diam saja. Ia segera memetik sehelai daun di atas pohon dan dijatuhkannya ke atas sungai dekat dengan posisi semut yang hampir tenggelam.
(Sumber: kompasiana.com)
“Semut, cepat berenang dan naiklah ke atas daun ini!” teriak Merpati.
Semut lantas berenang menuju daun dan naik di atasnya. Semut akhirnya selamat dan tidak tenggelam di sungai.
“Terima kasih, Merpati! Kau telah menyelamatkan nyawaku!” ujar Semut.
“Sama-sama, Semut!” ujar Merpati.
Sejak saat itu, Semut dan Merpati pun menjadi sahabat.
Beberapa hari berikutnya, Semut yang sedang berjalan melihat sahabatnya, Si Merpati, sedang terbang dan hinggap di atas ranting pohon. Tiba-tiba, datang seorang pemburu yang langsung mengarahkan senapannya kepada Merpati. Semut yang ingin menyelamatkan Merpati, langsung menggigit kaki Si Pemburu. Pemburu tersebut kesakitan dan senapannya pun menembak melesat jauh dari Merpati. Merpati yang terkejut langsung terbang dan melihat sahabatnya Semut yang sedang menggigit kaki Pemburu. Merpati pun selamat dari bidikan pemburu.
Kemudian, Merpati berucap, “Terima kasih ya, Semut! Kau telah menyelamatkan nyawaku!”
Semut pun menjawab, “Terima kasih kembali, Merpati!”
11. Anak Beruang dan Lebah
Suatu hari, seekor beruang tengah menjelajahi hutan untuk mencari buah-buahan. Di tengah pencarian, ia menemukan pohon tumbang di mana terdapat sarang tempat lebah menyimpan madu.
Beruang itu mulai mengendus-endus dengan hati-hati di sekitar pohon tumbang tersebut untuk mencari tahu apakah lebah-lebah sedang berada dalam sarang tersebut. Tepat pada saat itu, sekumpulan kecil lebah terbang pulang dengan membawa banyak madu.
Lebah-lebah yang pulang tersebut, tahu akan maksud sang Beruang dan mulai terbang mendekati sang Beruang, menyengatnya dengan tajam lalu lari bersembunyi ke dalam lubang batang pohon.
Seketika Beruang tersebut menjadi sangat marah, loncat ke atas batang yang tumbang tersebut dan dengan cakarnya menghancurkan sarang lebah. Tetapi hal ini malah membuat seluruh kawanan lebah yg berada dalam sarang, keluar dan menyerang sang Beruang.
Beruang yang malang itu akhirnya lari terbirit-birit dan hanya dapat menyelamatkan dirinya dengan cara menyelam ke dalam air sungai.
12. Timun Mas
Mbok Sirni tinggal sebatang kara. Suaminya sudah lama meninggal dan ia tidak dikarunia seorang anak pun. Kesehariannya, Mbok Sirni bertani sayur-sayuran di sekitar rumah. Kemudian menjualnya ke pasar.
Setiap hari Mbok Sirni selalu memohon kepada Tuhan agar dikaruniai seorang anak. Suatu hari, saat sedang berdo’a tiba-tiba datang raksasa bermuka hijau bernama Buto Ijo.
“Aku bisa memberimu anak, tapi dengan satu syarat. Setelah berusia enam tahun, anak itu harus kamu berikan lagi kepadaku,” kata Buto Ijo.
Tanpa pikir panjang, Mbok Sirni pun menyetujuinya. Buto Ijo memberikan bibit timun untuk ditanam. Katanya salah satu dari timun itu nanti ada timun paling besar berwarna emas. Timun itulah yang berisi bayi.
(Sumber: katadata.co.id)
Benar saja, dua minggu setelah bibit timun ditanam, Mbok Sirni menemukan timun yang paling besar diantara timun lainnya dan berwarna emas. Ketika dibelah, berisi bayi perempuan yang kemudian diberi nama Timun Emas oleh Mbok Sirni.
Beberapa tahun berlalu, Timun Emas dan Mbok Sirni selalu bersama sampai tiba saatnya Buto Ijo datang untuk mengambil Timun Emas. Mbok Sirni sangat menyayangi Timun Emas lalu ia berdo’a agar selalu bersama. Kemudian datanglah seorang petapa yang memberinya bungkusan kecil berisi biji mentimun, jarum, garam, dan terasi.
Ketika Buto Ijo mengejar Timun Emas, satu persatu bungkusan tersebut ditabur hingga menghalangi langkah Buto Ijo. Bungkusan terakhir berisi terasi yang ditabur ke arah Buto Ijo berubah menjadi lumpur panas hingga Buto Ijo meninggal.
Timun Emas pun terbebas dari Buto Ijo. Ia kembali ke rumah dan hidup bahagia kembali bersama Mbok Sirni.
13. Burung Bangau yang Angkuh
Seekor bangau berjalan dengan langkah yang anggun di sepanjang sebuah sungai kecil, matanya menatap air sungai yang jernih, leher dan paruhnya yang panjang siap untuk menangkap mangsa di air sebagai sarapan paginya.
Saat itu, sungai dipenuhi dengan ikan-ikan yang berenang, tetapi sang Bangau merasa sedikit angkuh di pagi hari itu.
“Saya tak mau makan ikan-ikan yang kecil,” katanya kepada diri sendiri. “Ikan yang kecil tidak pantas dimakan oleh bangau yang anggun seperti saya.”
Sekarang, seekor ikan yang sedikit lebih besar dari ikan lain, lewat di dekatnya.
“Tidak,” kata sang Bangau. “Saya tidak akan merepotkan diri saya untuk membuka paruh dan memakan ikan sebesar itu!”
Saat matahari mulai meninggi, ikan-ikan yang berada pada air yang dangkal dekat pinggiran sungai, akhirnya berenang pindah ke tengah sungai yang lebih dalam dan dingin. Sang Bangau yang tidak melihat ikan lagi, terpaksa harus puas dengan memakan siput kecil di pinggiran sungai.
14. Gadis Penjual Korek Api
Gadis kecil ini bernama Meri. Meri sangat sedih ketika neneknya meninggal. Akhirnya, ia hanya hidup dengan ayahnya.
Tapi ayah Meri sangat malas tidak mau bekerja, sehingga membuat mereka tidak punya cukup uang untuk membeli bahan makanan. Akhirnya, saat musim dingin tiba Meri keluar rumah dan menjual korek api.
Meri tidak pantang menyerah, walaupun kedinginan dan bajunya tidak tebal. Sudah beberapa hari korek apinya belum ada yang terjual. Hari semakin malam dan ia duduk di depan toko sambil menahan dingin dan lapar.
Akhirnya, ia menyalakan korek api untuk menghangatkan tangan sampai korek api itu habis dan Meri pingsan karena kedinginan. Esoknya warga menemukan Meri pingsan dan menyesal tidak membeli korek api Meri.
15. Si Kancil Pencuri Mentimun
Suatu hari Kancil jalan-jalan ke ladang mentimun milik manusia. Lalu Kancil tergiur untuk mengambil dan memakannya. Lalu ia terus memakan mentimun sampai kenyang.
Sore harinya, Pak Tani pemilik ladang datang ke ladang dan sangat marah melihat timun-timunnya telah habis dan ladangnya berantakan. Esoknya Kancil datang lagi ke ladang untuk meminta maaf dan berusaha menyentuh kaki Pak Tani.
Ternyata yang disentuhnya bukanlah Pak Tani melainkan orang-orangan sawah yang sudah dilumuri oleh getah pohon, sehingga membuat Kancil terperangkap dan tidak bisa berjalan.
Saat Pak Tani datang, Pak Tani langsung menangkap Kancil dan membawa Kancil pulang ke rumah dan mengurungnya dengan rasa marah.
—
Itulah 5 dongeng terbaik yang dapat Anda jadikan cerita pengantar tidur untuk anak. Ceritakan dongeng-dongeng di atas agar anak dapat belajar berbagai nilai moral sejak dini secara lebih seru. Untuk membantu anak belajar dengan lebih baik, kini Anda juga dapat berlangganan altaschool.
Alta School merupakan salah satu sekolah online yang akan membantu anak belajar dengan metode yang modern dan adaptif. Dengan menggunakan kurikulum K-13, Alta School hadir dengan 8 fasilitas terbaik, seperti Pendidikan Karakter, Home-based Project, Live Teaching, dan lain sebagainya. Nah, jika anak Anda kini berada di jenjang PAUD atau SD kelas 1-3, buruan daftarkan di Alta School ya!
Sumber:
Kompas. (2020), ‘ ‘Dongeng: Pengertian dan Jenisnya’, Kompas.com, 03 April 2020 [daring] Available at: https://www.kompas.com/skola/read/2020/04/03/193000469/dongeng–pengertian-dan-jenisnya
Handayani, D. (2019), ‘Hari Dongeng Sedunia! Ini 7 Dongeng Terbaik Untuk Anak Umur 1-3 Tahun’, Popmama.com, 20 Maret 2019 [daring] Available at: https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/donahandayani/dongeng-terbaik-untuk-anak-umur-1-sampai-3-tahun/7
Ibu dan Balita. (2021), ‘ 6 Dongeng Bagus Sebelum Tidur Untuk Anak’, IbudanBalita.com, 30 Juli 2021 [daring] Available at: https://www.ibudanbalita.com/artikel/6-rekomendasi-dongeng-sebelum-tidur-yang-bagus-untuk-anak
Anisya, N. (2021), ‘Banyak Pesan Moral, 10 Dongeng Anak Untuk Diceritakan Sebelum Tidur’, Popmama.com, 19 Juli 2021 [daring] Available at: https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/ninda/dongeng-anak-terbaik-untuk-diceritakan-sebelum-tidur/5
haibunda.com/parenting/20220810162207-61-281291/20-dongeng-sebelum-tidur-penuh-makna-dan-mendidik
detik.com/edu/detikpedia/d-6833441/15-cerita-dongeng-nusantara-pengantar-tidur-dan-pembentuk-karakter
Sumber Gambar:
Dongeng Kancil [daring]. Available at: https://www.youtube.com/watch?v=VK-PcoAmgwY
Dongeng Kura-kura dan Kelinci yang Sombong [daring]. Available at: https://www.dongenganakdunia.com/2016/02/sang-kura-kura-dan-sang-kelinci-yunani.html
Dongeng Malin Kundang si Anak Durhaka [daring]. Available at: https://www.popmama.com/kid/4-5-years-old/jemima/dongeng-anak-malin-kundang-anak-durhaka