6 Jenis Gangguan Kecemasan pada Anak, Orangtua Perlu Tahu!

Beberapa Gangguan Kecemasan Pada Anak-01

Artikel berikut berisi informasi tentang gangguan kecemasan pada anak. Yuk, kenali penyebab dan jenis-jenisnya.

Gangguan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan gugup, peningkatan tekanan darah, khawatir, serta perubahan fisik seperti mual, sakit kepala, sakit perut, detak jantung lebih cepat, dan tangan berkeringat. Gangguan kecemasan tidak hanya dialami orang dewasa, anak-anak juga bisa mengalaminya. Nah, sama halnya dengan kecemasan pada orang dewasa, anak-anak juga susah berkonsentrasi dan memilih menghindari situasi tertentu ketika Ia mengalami hal tersebut.

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) sekitar 7,1 persen anak-anak berusia 3 sampai 17 tahun telah didiagnosa mempunyai kecemasan. Anak yang mengalami gangguan kecemasan kemungkinan besar juga bisa Anda ketahui dengan cepat, sebab ini terlihat dalam kesehariannya. Anak jadi lebih pendiam dan tidak bersemangat dalam beraktivitas. Gangguan kecemasan pada anak biasanya terjadi karena berbagai hal.

 

Penyebab Gangguan Kecemasan pada Anak

1. Masalah dan Perubahan Keluarga

Setiap masalah dan perubahan yang terjadi dalam keluarga bisa mengganggu anak, seperti perceraian atau kehilangan anggota keluarga. Anda seharusnya bisa lebih mendekatkan diri dengan anak. Tetap memperlihatkan hubungan yang baik di depan anak, serta memberikan penjelasan mengenai perceraian atau ditinggal oleh anggota keluarga yang disayangi. Lalu, jangan lupa untuk mengajari anak menerima perubahan.

 

2. Kondisi Fisik Anak

Bentuk fisik kadang kala juga dapat mempengaruhi kondisi psikis anak. Anak-anak yang memiliki badan terlalu gemuk atau terlalu kurus, biasanya mendapat julukan khusus dari teman-teman atau lingkungannya, seperti “si gemuk” dan “si kurus”. Sebagai keluarga, Anda sebaiknya jangan ikut memanggil anak dengan julukan tersebut, sebab ini juga bisa membuat anak mengalami kecemasan. Untuk mengubah kondisi fisik tersebut, lebih baik Anda mengubah pola makan anak atau mencoba mengajaknya melakukan olahraga bersama.

 

3. Mengalami Kekerasan (Bullying)

Bullying pada anak(Sumber: Liputan6.com)

Tidak dapat dipungkiri bahwa bullying di kalangan anak-anak sangat mungkin terjadi. Anak bisa saja mendapatkan perlakuan bullying dalam bentuk fisik maupun verbal. Oleh sebab itu, Anda sebaiknya mengajarkan anak untuk membedakan mana perilaku buruk yang harus dihindari dan mana perilaku baik yang harus dikerjakan. Jika anak Anda mengalami bullying maka sebaiknya minta bantuan pihak sekolah untuk mengatasi hal tersebut secepatnya. Bullying dapat menyebabkan trauma tersendiri pada anak yang bisa mempengaruhi kesehatan mentalnya.

 

4. Merasa Khawatir dengan Prestasinya

Anak-anak tentu juga ingin membanggakan orang tua mereka dengan prestasi di sekolah. Nah, jika anak Anda mengalami permasalahan nilai akademis, atau kesulitan dalam pelajaran dan sering gagal dalam ulangan. Maka, Anda bisa membantunya dengan mendatangkan guru les ke rumah untuk memberikan pelajaran tambahan demi meningkatkan prestasi anak di sekolah. Selain itu, Anda bisa juga mengusulkan ide kepada anak untuk mengadakan belajar kelompok dengan teman. Belajar bersama teman diyakini bisa meningkatkan semangat loh. Dengan demikian, anak yang tadinya khawatir atau cemas dengan kegagalan menjadi lebih termotivasi untuk belajar.

 

5. Bertengkar dengan Teman

Anak-anak tentu sering bertengkar dengan temannya. Permasalahan dengan teman-temannya ini sering kali juga menjadi pemicu anak mengalami kecemasan. Anak memikirkan bagaimana cara menghadapi temannya esok hari, kapan mereka bisa berbaikan, atau bagaimana cara mendapatkan teman baru. Hal ini juga menjadi salah satu alasan anak malas untuk berangkat ke sekolah. Oleh karena itu, sering-seringlah mengajak anak bercerita. Tanya bagaimana kesehariannya, dan kalau anak bermasalah dengan temannya maka bantu anak untuk mendapatkan solusi. Berikan pemahaman kepada anak bahwa siapapun dapat berbuat salah dan untuk mengakhiri pertengkaran mereka harus saling memaafkan.

 

Jenis Gangguan Kecemasan Pada Anak

1. Obsessive-Compulsive Disorder (OCD)

Gangguan ocd pada anak(Sumber: Ibupedia.com)

Gangguan kecemasan ini banyak terjadi pada anak usia 8 tahun hingga 12 tahun. Namun, masih ada juga anak usia muda seperti 2 sampai 3 tahun yang mengalami gangguan OCD ini. Anak-anak yang mengalami OCD biasanya terobsesi pada hal yang tidak wajar, khususnya pada keteraturan dan pengulangan. Contohnya, anak merasa perlu mencuci tangan setiap saat karena merasa tangannya selalu kotor, atau Ia sering mengatur barang-barangnya secara berulang sebab merasa tidak rapi.

 

2. Fobia

Fobia merupakan kondisi dimana anak mengalami ketakutan berlebih ketika dihadapkan dengan sesuatu. Jenis kecemasan ini dapat menyerang anak saat Ia dihadapkan dengan objek tertentu seperti anjing, atau situasi tertentu, misalnya naik pesawat terbang.

 

3. Gangguan Kecemasan Umum

Gangguan kecemasan umum atau yang dikenal dengan generalized anxiety disorder (GAD) dapat juga dialami oleh anak-anak. Dalam kasus ini anak bisa merasa khawatir berlebih pada semua hal. Misalnya khawatir dengan masalah keluarga, ranking di sekolah, hubungan pertemanan, bahkan khawatir dengan penampilannya. Anak-anak yang mengalami ini sering kali menjadi pribadi yang terlalu perfeksionis pada berbagai hal. Ketika hal ini terjadi terus menerus, maka bisa memberikan dampak buruk pada perkembangan mentalnya.

 

4. Gangguan Kepanikan

Gangguan kepanikan masuk dalam kategori gangguan mental yang lebih banyak terjadi pada anak remaja dan bersifat menurun dalam keluarga. Umumnya dokter atau psikiater dapat mendiagnosa gangguan ini kepada anak ketika Ia sudah mengalami dua kali atau lebih serangan panik secara tiba-tiba tanpa alasan yang jelas. Serangan panik dapat terjadi kapan saja. Namun, umumnya terjadi karena ketidaksiapan anak menghadapi situasi yang tidak biasa. Contohnya, anak bisa tiba-tiba panik karena harus tampil di depan umum.

 

5. Kecemasan Sosial

gangguan kecemasan pada anak(Sumber: Mybaby.co.id)

Kecemasan sosial dikenal juga dengan fobia sosial. Anak kemungkinan bisa mengalami ini jika Ia ketakutan ketika diminta berinteraksi secara sosial. Contohnya, ketika memulai percakapan dengan teman sebaya atau ada temannya ramai-ramai memanggil. Selain itu, anak kemungkinan besar juga takut menjawab pertanyaan guru dan tidak suka menjadi pusat perhatian. Jika kondisi ini dibiarkan, anak bisa kesulitan dalam bergaul, baik di lingkungan sekolah maupun lingkungan sekitar rumah.

 

6. Kecemasan Saat Berpisah

Pernahkan Anda melihat anak cemas saat berpisah dengan Anda? Meski ini terlihat wajar, dalam kasus yang parah, anak mungkin mengalami kondisi yang disebut dengan Separation Anxiety Disorder (SAD). Kecemasan ini sering terjadi pada anak usia 18 bulan hingga 3 tahun. Ketika anak mengalami hal ini di usia yang lebih tua, maka Anda butuh menanganinya dengan lebih serius. Sebab, gangguan ini bisa menghambat potensi anak untuk berkembang. Anak-anak yang mengalami SAD sangat sulit berpisah dengan orang tua atau pengasuhnya. Oleh karena itu, anak sering tidak mau berangkat sekolah, bahkan tidak mau tidur sendiri di kamarnya.

Berbagai gangguan kecemasan pada anak dapat menghambat perkembangan dan prestasinya di sekolah. Oleh karena itu Anda perlu memperhatikan kondisi anak setiap hari, Jika anak mengalami gejala-gejala kecemasan, maka atasi dengan cara yang tepat. Jangan memarahi dan menekan anak ketika Ia mengalami kecemasan. Bantu anak dengan sabar untuk bisa kembali merasa nyaman dan dapat beraktivitas dengan baik.

Nah, untuk membantu anak yang malas sekolah, Anda bisa mendaftarkannya di altaschool. Berbagai fasilitas belajar yang tersedia dapat membantu anak meningkatkan pengetahuannya dan Anda tidak perlu khawatir anak akan ketinggalan pelajaran. Selain itu, Alta School ini menggunakan konsep homeschooling, jadi anak dapat belajar kapanpun dan dimanapun Ia suka.

CTA Blog Alta School

Sumber:

Halodoc. (2018), ‘Kecemasan Anak Diwarisi Orang Tua, Kok Bisa?’, Halodoc.com, 06 Februari 2018 [daring] Available at: https://www.halodoc.com/artikel/kecemasan-anak-diwarisi-orang-tua-kok-bisa-

Jati, G.P. (2021), ’11 Gejala Kecemasan pada Anak yang Tidak Boleh Disepelekan’, Health.kompas.com, 25 Oktober 2021 [daring] Available at: https://health.kompas.com/read/2021/10/25/060000368/11-gejala-kecemasan-pada-anak-yang-tidak-boleh-disepelekan?page=all

Yani, I.F. (2021), ‘Kenali 8 Jenis Gangguan Kecemasan pada Anak’, Hellosehat.com, 18 Oktober 2021 [daring] Available at: https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/jenis-kecemasan-pada-anak/

Puji, A. (2021), ‘Kenali 6 Hal yang Membuat Anak Mudah Cemas dan Cara Mengatasinya’, Hellosehat.com, 16 Agustus 2021 [daring] Available at: https://hellosehat.com/parenting/remaja/kesehatan-mental-remaja/penyebab-anak-cemas-dan-mengatasinya/

Sumber Gambar:

Anak Dibully oleh Teman-temannya [daring]. Available at: https://www.liputan6.com/health/read/3025165/5-cara-bantu-anak-yang-jadi-korban-bullying-di-sekolah

Anak Mneyusun Bajunya Berkali-kali [daring]. Available at: https://www.ibupedia.com/artikel/balita/kenali-5-tanda-ocd-pada-anak-sebelum-terlambat

Anak Takut Bertemu Orang Baru [daring]. Available at: https://www.mybaby.co.id/read/tumbuh-kembang-balita/si-kecil-takut-bertemu-orang-baru-ini-solusinya

Nurul Habibah